• Prostitution Issue


    Pada postingan kali ini mari kita berbicara tentang kasus yang katanya profesi yang tertua yaitu pelacuran. Apa yang ada di pikiran teman-teman saat mendengar kata pelacuran? Yah, kita semua tahu apa itu pelacuran. Pelacuran adalah suatu masalah kehidupan yang serius, meskipun berbagai hal dilakukan untuk mengantisipasi makin berkembangnya masalah ini tetapi para konsumen dari jasa seksual selalu hadir dan mengundang adanya tanggapan dari kemauan yang telah dianggap sebagai kebutuhan iAni. Saya melihat bahwa masalahnya bukan ada pada perkembangan penjualan jasa seksual yang kini makin nyata dan terbuka ditengah publik tetapi justru pada kebutuhan pasar akan hal ini yang semakin sulit dihilangkan. Dapat dikatakan bahwa berbagai penyebab seperti ketidakpuasan dalam pernikahan dan coba-coba bagi anak muda yang belum mengenal pernikahan ditengarai menjadi penyebab meningkatnya kebutuhan akan wanita pelacur. Hal lainnya adalah karena suatu penyakit seks yang tidak terobati sehingga ada keinginan untuk melakukan hubungan seks meskipun harus membayar secara khusus dengan harga yang beragam.

    Sementara itu dilihat dari sisi wanita pelacur, dapat di simpulkan bahwa sebagai wanita yang berhak hidup dengan pilihannya maka jelas adalah hal yang salah jika melacur menjadi sebuah pilihan dalam hidup. Tujuan yang baik dan hasil yang sesuai tujuan sekalipun bukanlah alasan untuk dapat melacurkan diri karena tindakan ini adalah tindakan bodoh dan merugikan diri sendiri serta bertentangan dengan norma agama dan adat istiadat. Akibat mungkin baik secara ekonomi tapi akibat jangka panjang membuktikan bahwa hal itu akan menjadi catatan kelam sepanjang hidup dan jelas sangat merugikan dalam membangun hubungan dan pergaulan. Meskipun pemerintah menyusun larangan pada hubungan yang tidak sehat namun rumah remah-remang tersedia di berbagai tempat dan mendapat persetujuan dengan dalil ‘hubungan harus dilakukan dengan menggunakan pengaman semisal kondom’, entah apa maksudnya. Namun yang jelas semua kembali lagi pada pelaku pelacuran itu sendiri dan para konsumen dari jasa seksual itu. Kesadaran untuk melihat hal ini adalah hal yang sangat diperlukan disamping berbagai pertimbangan yang hadir karena pandangan lingkungan dalam masyarakat, Agama, pemerintah dan lain halnya.

    Wanita pelacur adalah sesama kita yang berhak mendapatkan perlakuan manusiawi karena mereka juga adalah makhluk ciptaan yang mungkin saja khilaf dalam bertindak. Keberpihakan itu tidak berarti kita harus menghalalkan pelacuran, tetapi hanya saran adalah kita mencoba memberi nuansa pendekatan yang berperikemanusiaan. Sekarang sudah saatnya semua pihak, termasuk pemerintah, agamawan, dan masyarakat duduk bersama dan berusaha menemukan solusi efektif untuk menyelesaikan masalah prostitusi. Kita tidak perlu menangani isu ini dengan sikap yang terlalu emosional dan bertindak melebihi hakim tetapi sebagai manusia yang hidup dengan berbagai kebutuhan, kita akan selalu diperhadapkan dengan pilihan termasuk dalam memenuhi kebutuhan itu. Kita harus secara serius membicarakan masalah lain yang juga menentukan kasus pelacuran, misalnya dalam hal kemiskinan dan sulitnya mendapatkan pekerjaan.

    Pelacuran adalah sebuah tanda ketidakmampuan untuk mengahadapi kerasnya hidup walau ada yang memang telah menjadikan dunia ini sebagai tempat mencari uang atau ladang usaha. Kita harus menyadari bahwa terkadang manusia cenderung berpikir secara cepat dalam mengahadapi tekanan hidup tetapi adalah sangat tepat jika kita sebagai warga masyarakat juga melihat dalam kacamata iman pada pengaharapan akan Allah yang memelihara kita umat ciptaan-Nya dan memaksimalkan setiap potensi dan kemampuan secara aktif dalam hidup.

1 komentar:

  1. wow.. kata-kata di akhir sangat memotivasi..

Posting Komentar